Sepi Di Ujung Senja

Senja di Sungai Meser By Duniaely

Sudah terlalu biasa menyaksikan perang dingin di rumah ini. Ayahku jarang pulang. Demikian juga Ibuku. Semua berawal ketika sebuah kecelakaan menimpa ayahku, tangan dan kaki beliau patah, sehingga tidak memungkinkannya untuk bekerja. Ketika keadaan sudah membaik, ternyata ayah lebih betah berdiam diri di rumah saja. Sedangkan ibuku harus banting tulang agar asap dapur dapat mengepul dan kami anak-anaknya, masih tetap bisa bersekolah.

Ada tapi tiada. Begitulah keseharian yang diperlihatkan keduanya dan kami adalah penonton setia. Kebekuan yang entah kapan dapat mencair. Hmmm, mungkin hanya ketika tidur saja. Lalu memadat kembali setelahnya. Tanpa sapa dan kata. Sepi. Baca lebih lanjut