Mendaki Gunung Batu

Pendakian perdana saya pada dua tahun yang lalu tidak berhasil menaklukan gunung ini. Saya yang takut ketinggian begitu cemas akan terjatuh menapaki medannya yang kering dengan kerikil-kerikil yang terlepas dan sangat curam. Jadilah saya menyerah di separuh perjalanan. Saya pilu menangisi kecemenan saya yang belum bisa diatasi.

Sering saya mengelilingi Desa Sukamakmur, menghirup segarnya aroma pegunungan, menikmati secangkir kopi hitam dan panoramanya yang indah.

Gunung Batu, dengan ketinggian 875m dpl dapat ditempuh melalui Jalur 1, Jalur 2, Desa Mengker dan Desa Sukamaju. Jalur 1 agak jauh kalau dari arah Jakarta, sob, jalannya juga menanjak abis mulai dari jalan plus agak rusak. Jalur 2, lebih baik, tidak terlalu jauh dan menanjak seperti Jalur 1. Kalau dari Desa Sukamaju, +- 2 km dari Perum Citra Indah, jalan menuju Gunung Batunya setelah belokan pasar, relatif rusak. Saya lebih menyarankan sobat menempuhnya melalui Desa Mengker, melewati Pesantren Andalusia, Jonggol.

Kalau dari Jalur 2, Pos 1, bagi yang menyukai trecking lebih panjang, silakan lewat sini, pemandangannyaaa, beuuu… Itu Gunung Batu keren bangettt….

Buat yang ingin menempuhnya lebih pendek, silahkan lewat Desa Mengker, dan masuk lewat Pos 2. Jelas dari sini penampakan gunungnya tidak terlihat, dari areal parkir langsung nanjak. Tidak usah khawatir, di sini tersedia mushalla, toilet dan tentu saja warung kopi. Mantappp.

Mulai deh saya menyusuri jalur pendakian. Nafsu ingin cepat sampai, membuat napas saya cepat habis. Emak-emak amatir kayak saya, benar-benar harus nyelow biar tetap bisa bernapas dengan baik. Berjalan perlahan, tetapi tenaga masih bisa tersimpan agar bisa berhasil mendaki hingga puncak Gunung Batu.

Treck benar-benar curam sodara-sodara. Keberadaan tali sangat terasa membantu keamanan pendakian. Ingat, atur napas. Bagi yang takut ketinggian seperti saya, jangan melihat ke bawah, pasti ngeri. Kurang hati-hati, akan fatal akibatnya. Sudah 2 orang pendaki yang meninggal ketika mendaki gunung yang sangat terjal ini.

Alhamdulillaah, dengan izin Allah, berbekal semangat dan dukungan dari suami tercinta, saya berhasil menjejakkan kaki di puncak Gunung Batu. Rasa yang luar biasa bisa menyaksikan keindahan alam yang Allah ciptakan.

Puncak yang panas, memancing para semut untuk keluar sarang. Hati-hati di sini temans, gigitannya akan sangat sakit, jangan panik dan tetap waspada. Jangan ganggu mereka, para semut itu, karena di sanalah rumah mereka, di bawah bebatuan yang mungkin terasa begitu membakar, kitalah, para pendaki yang menjadi tamu di sana. Kita datang, kita hanya memandang alam, jangan merusak dan mengotori tempat yang kita kunjungi. Biarkan hanya kenangan dan jejak kita yang tertinggal di sana. Be save, be brave, bravo!

4 pemikiran pada “Mendaki Gunung Batu

Pendapat Sahabat :